Dongeng Legenda Banyuwangi Dalam Bahasa Inggris Dan Artinya
Cerita Legenda Banyuwangi dalam Bahasa Inggris dan Artinya – Ingin bercerita tentang legenda banyuwangi memakai bahasa Inggris? Berikut ini saya berikan kisahnya sehingga kalian tidak perlu repot-repot lagi menulis ceritanya. 🙂
The Legend of Banyuwangi
Once upon a time in the edge of east Java Island, there was a kingdom named Blambangan. The kingdom was led by a king named King Sulahkromo. He was assisted by a brave Patih named Patih Sidopekso in ruling his kingdom. Patih Sidopekso had a very beautiful wife named Sri Tanjung. Because of her beauty, the king was crazy about her. Even, the king had made a plan to take away Sri Tanjung from Patih Sidopekso. He ordered Patih Sidopekso to do a mission that was very hard and dangerous so that Patih Sidopekso would die there. Without suspicion, Patih Sidopekso went to do The King’s command. When Patih Sidopekso was going on his duty, King Sulahkromo seduced Sri Tanjung in order to be his wife. However Sri Tanjung stayed faithful to Patih Sidopekso. The king was angry because he was rejected by Sri Tanjung.
After getting back from his duty, Patih Sidopekso went to see the King in the hall. The king who was hurt because his love was rejected then accused Sri Tanjung that she had seduced him. Patih Sidopekso was upset to hear what was told by the king. He felt he had been betrayed by his wife. Then he went to see his wife and asked for the truth immediately. Sri Tanjung refuted and denied what was said by the king. Nevertheless, Patih Sidopkeso more believed to the king than her wife. And then he got mad and dragged her to the edge of a muddy river. He was so angry there and wanted to kill his wife. Because her husband did not trust her anymore, Sri Tanjung asked for a last request to him. She said that if he did not trust her any more, he may kill her and threw her body into the river. Sri Tanjung also said that when the water turned to be clean it meant she was right. Nevertheless, if it did not change, the king was right.
Patih Sidopekso couldn’t stand his anger any longer and then he stabbed his wife with a knife. Then he threw his wife’s body into the river. Immediately the turbid river turned into clean and diffused the fragrance. Seeing the incident, Patih Sidopekso regretted what he had done. He realized that his wife was innocent. Then he screamed loudly “Banyu …………… ….. …Wangi. Banyu Wangi ….. “Since the incident happened the river was called Banyuwangi.
[sc:kodeadsense]
Artinya:
Legenda Banyuwangi
Pada zaman dulu di ujung timur Pulau Jawa, ada sebuah kerajaan berjulukan Blambangan. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja bernama Raja Sulahkromo. Dia dibantu oleh seorang Patih yang berani berjulukan Patih Sidopekso dalam memerintah kerajaannya. Patih Sidopekso mempunyai istri yang sungguh cantik bernama Sri Tanjung. Bahkan, alasannya adalah kecantikannya, raja itu tergila-gila padanya. Raja menciptakan rencana untuk merebut Sri Tanjung dari Patih Sidopekso. Ia menyuruh Patih Sidopekso untuk melaksanakan sebuah misi yang sangat sulit dan berbahaya sehingga Patih Sidopekso akan mati dalam misi itu. Tanpa curiga, Patih Sidopekso pergi untuk melakukan perintah Raja. Ketika Patih Sidopekso sedang menjalani tugasnya, Raja Sulahkromo merayu Sri Tanjung biar menjadi istrinya. Namun Sri Tanjung tetap setia terhadap Patih Sidopekso. Raja pun menjadi murka sebab ia ditolak oleh Sri Tanjung.
Setelah kembali dari tugasnya, Patih Sidopekso pergi menemui Raja di aula. Raja yang terluka alasannya adalah cintanya ditolak menuduh Sri Tanjung sudah merayunya. Patih Sidopekso kesal mendengar apa yang dikatakan oleh raja. Dia merasa bahwa ia telah dikhianati oleh istrinya. Kemudian dia pergi menemui istrinya dan meminta kebenaran segera. Sri Tanjung membantah dan menyangkal apa yang telah dikatakan oleh raja. Namun Patih Sidopkeso lebih mempercayai rajanya ketimbang istrinya. kemudian beliau murka dan menyeretnya ke tepi sungai berlumpur. Dia begitu marah di sana dan ingin membunuh istrinya. Karena suaminya tidak mempercayainya lagi, Sri Tanjung meminta usul terakhir. Dia menyampaikan bahwa bila dia tidak yakin padanya, dia boleh membunuh dan melemparkan tubuhnya ke sungai. Sri Tanjung juga mengatakan bahwa saat air sunagi itu menjelma higienis, itu memiliki arti dia benar tetapi bila sungai itu tidak berubah maka rajalah yang benar.
Patih Sidopekso tidak mampu menahan amarahnya lagi. lalu dia menikam istrinya dengan pisau. Kemudian ia melemparkan badan istrinya ke sungai. Segera sungai keruh itu bermetamorfosis bersih dan mengembangkan aroma busuk. Melihat kejadian itu, Patih Sidopekso menyesali apa yang sudah dilakukannya. Dia menyadari bahwa istrinya tidak bersalah. Kemudian dia berteriak denagn keras “Banyu …………… ….. … Wangi. Banyu Wangi …..” semenjak saat itu sungai itu disebut Banyuwangi.
Comments
Post a Comment